29 Januari, 2013



Niklin Detergen SANGAT AMAN UNTUK LINGKUNGAN
Polutan Detergen
Polutan adalah zat atau bahan yang dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran. Suatu zat atau bahan dapat disebut sebagai polutan jika jumlahnya melebihi jumlah normal, berada pada waktu yang tidak tepat, serta berada pada tempat yang tidak tepat. Salah satu polutan di lingkungan perairan tawar yang berupa limbah industri yaitu detergen. Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air (Wikipedia, 2011). Selain itu, Fardiaz (1992) menyatakan bahwa detergen adalah bahan pembersih yang mengandung senyawa petrokimia atau surfaktan sintetik lainnya.
Tingkat keasaman (pH) detergen kurang lebih berkisar antara 10- 12, sementara pH yangdapat ditoleransi oleh kulit manusia adalah 6-9. Detergen dapat mengakibatkan iritasi pada kulit manusia. Selain itu, air bekas cucian (mengandung detergen) yang dibuang ke sungai dapat menyebabkan pencemaran pada lingkungan perairan.
Pada umumnya, detergen mengandung bahan-bahan sebagai berikut.

1) Surfaktan (surface active agent)

2) Builder (bahan pembentuk)

3) Filler (bahan pengisi)

4) Aditif


Sebagaimana yang telah diterangkan di depan bahwa salah satu bahan baku dalam pembuatan detergen adalah surfaktan. Surfaktan tersusun dari senyawa ABS (Alkyl Benzene Sulfonate) yangsulit terurai secara alamiABS di lingkungan mempunyai tingkat biodegradable sangat rendah(tidak dapat didegradasi atau butuh waktu lama) untuk menjadi molekul-molekul kecil oleh organisme hidup dalam kondisi aerobik maupun anaerobik), sehingga detergen ini dikategorikan sebagai non-biodegradable. Dalam pengolahan limbah konvensional, ABS tidak dapat terurai dansekitar 50% bahan aktif ABS lolos dari pengolahan serta masuk ke dalam sistem pembuangan. Halini dapat menimbulkan masalah keracunan pada biota air dan penurunan kualitas air.
Beberapa negara di dunia secara resmi telah melarang penggunaan zat ABS ini dalam pembuatan detergen dan memperkenalkan senyawa kimia baru yang disebut LAS yang relatif lebih ramah lingkungan. Iqbalali (2009) dalam Wibawa (2009) menyatakan senyawa LAS menimbulkan kerugian yang tidak sedikit terhadap lingkungan dan lingkungan membutuhkan waktu selama 90 hari untuk mengurai LAS dan hanya 50% dari keseluruhan yang dapat diurai. Heath (2000) dalam Zahri (2005) menemukan bahwa tingkat toksisitas LAS lebih tinggi empat kali lipat lebih besar daripada ABS. Namun LAS dapat terdegradasi oleh mikroorganisme sedangkan ABS sangat sulit untuk diuraikan oleh mikroorganisme (Larson dan Woltering, 1995, dalam Zahri, 2005).
Keberadaan busa-busa detergen di permukaan air, menyebabkan kontak udara dan air terbatas sehingga menurunkan oksigen terlarut. Hal ini akan menyebabkan kekurangan oksigenpada organisme air dan dapat menyebabkan kematian. Fosfat memegang peranan penting dalam produk detergen sebagai softener air. Bahan ini mampu menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat ion kalsium dan magnesium. Fosfat yang biasanya dijumpai, pada umumnya berbentukSodium Tri Poly Fosfat (STPP).
Fosfat tidak memiliki daya racun, bahkan sebaliknya merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan mahluk hidup. Tetapi dalam jumlah yang terlalu banyak, fosfat dapat menyebabkan pengkayaan unsur hara (eutrofikasi) yang berlebihan di air, sehingga air akan kekurangan oksigen. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan alga (phytoplankton) yang berlebihan. Biomassa alga(phytoplankton) yang telah mati dan mengendap di dasar perairan merupakan sumber makanan organik untuk berbagai jenis mikroorganisme seperti bakteri. Tersedianya sumber makanan yang banyak dapat meningkatkan laju pertumbuhan bakteri. Populasi bakteri yang berlebihan akan banyak menggunakan (mengkonsumsi) oksigen yang terdapat di air sehingga dapat membahayakan kehidupan mahluk air di sekitarnya.
Susana dan Ricky (2009) menyatakan bahwa standar nilai ambang batas detergen adalah 1 mg/liter (1 ppm). Standar nilai ambang batas berarti jika polutan detergen berada di lingkungan perairan air tawar konsentrasinya lebih dari 1 mg/liter, maka detergen tersebut sudah bersifat polutan.

21 Januari, 2013


NIKLIN Detergen merupakan detergen dengan menggunakan tehnologi terbarukan di Indonesia yang berbasis EcoGreen yang sudah diakui oleh Instansi yang berwenang. Kwalitas yang sempurna diatas merk-merk dagang yang sudah beredar luas di Indonesia.
kami pun membuka lowongan bisnis sebagai Distributor di seluruh area di Indonesia dengan Term & Condition yang sudah kita sepakati bersama.

HARGA

1. Niklin Detergen Matic Economi : IDR. 50.000,-/Jirigen. Netto : 5 Liter
2. Niklin Detergen Matic Turbo     : IDR. 15.000,-/Botol.    Netto : 1 Liter
3. Niklin Multi Purpose Cleaner     : IDR. 30.000,-/Jirigen. Netto : 5 Liter
4. Niklin Sabun Cuci Piring             : IDR. 55.000,-/Jirigen.  Netto : 5 Liter
5. Niklin Sabun Cuci Piring Turbo  : IDR. 14.000,-/Botol.    Netto  : 1 liter

UNTUK PEMESANAN DAN INFORMASI LEBIH LANJUT HUBUNGI :